6 Cara Mencegah Terjadinya Myasthenia gravis

6 Cara Mencegah Terjadinya Myasthenia gravis

6 Cara Mencegah Terjadinya Myasthenia gravis – Myasthenia gravis adalah penyakit autoimun yang terjadi akibat antibodi merusak starlight princes 1000 komunikasi antara otot dan saraf, sehingga otot menjadi lemah. Otot yang sering terdampak kondisi ini adalah otot mata, mulut, tenggorokan, dan kaki serta tangan. Meski bisa dialami segala usia, pengidap myasthenia gravis paling banyak berusia 20-30 tahun pada wanita dan di atas 50 tahun untuk pria. Kondisi ini perlu segera ditangani, karena jika otot-otot yang terdampak tidak berfungsi dengan baik, maka aktivitas harian akan sulit dilakukan. Pada kondisi yang parah, pengidap myasthenia gravis bisa mengalami kesulitan menelan bahkan bernapas. Myasthenia gravis tidak bisa disembuhkan. Namun, kondisi ini bisa dikontrol gejalanya. Semakin cepat terdeteksi, semakin baik.

Pencegahan Myasthenia Gravis

Belum ada cara untuk mencegah mysthenia gravis. Meski demikian, ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar gejala myasthenia gravis tidak makin memburuk, yaitu:

  • Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air
  • Menggunakan masker ketika sedang berdekatan dengan orang yang sedang sakit
  • Tidak melakukan aktivitas yang berat atau berlebihan
  • Menjaga suhu tubuh agar tidak terlalu dingin atau panas
  • Mengendalikan stres, misalnya dengan melakukan meditasi atau yoga
  • Beristirahat dan tidur yang cukup

Diagnosis Myasthenia Gravis

Dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan penderita. Pemeriksaan saraf juga dilakukan untuk menguji refleks tubuh, memeriksa kekuatan dan massa otot, menguji respons tubuh terhadap sentuhan, serta memeriksa keseimbangan dan koordinasi tubuh.

Dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis, dan membedakannya dengan kondisi lain yang juga menyebabkan lemah otot, seperti multiple sclerosis. Tes lanjutan yang dilakukan adalah:

  • Tes darah, untuk mendeteksi keberadaan antibodi dalam darah yang menyebabkan otot melemah
  • Tes fungsi paru, untuk memeriksa kondisi paru dan mendeteksi gangguan pernapasan akibat melemahnya otot tubuh
  • Elektromiogram (EMG), untuk mengukur aktivitas listrik yang mengalir dari saraf ke otot
  • Tes stimulasi saraf repetitif, untuk mengukur kemampuan saraf dalam mengirim sinyal ke otot
  • Pemindaian, seperti MRI dan CT scan, untuk mendeteksi keberadaan tumor dan kelainan pada kelenjar timus

Pengobatan Myasthenia Gravis

Meski belum ada cara yang efektif untuk menyembuhkan myasthenia gravis, tetapi ada pengobatan untuk slot thailand meredakan gejala, meningkatkan fungsi otot, dan mencegah kelumpuhan otot-otot pernapasan yang berakibat fatal.

Metode penanganannya berbeda-beda pada tiap pasien, tergantung usia, tingkat keparahan, dan kondisi secara keseluruhan. Beberapa tindakan pengobatan untuk mengatasi myasthenia gravis adalah:

Obat

Jenis obat yang digunakan untuk menangani gejala myasthenia gravis meliputi:

  • Penghambat kolinesterase, seperti pyridostigmine dan neostigmine, untuk meningkatkan kekuatan dan pergerakan otot
  • Kortikosteroid, seperti prednisone, untuk menghambat sistem kekebalan tubuh dalam memproduksi antibodi
  • Obat imunosupresif, seperti azathioprine, ciclosporin, methotrexate, dan tacrolimus, untuk menekan sistem kekebalan tubuh sehingga produksi antibodi dapat dikendalikan
  • Imunoglobulin (IVIG), yaitu antibodi normal yang diberikan melalui infus untuk mengembalikan sistem kekebalan tubuh
  • Antibodi monoklonal, misalnya rituximab, yaitu obat yang diberikan melalui infus untuk meredakan gejala myasthenia gravis yang tidak dapat ditangani dengan metode pengobatan lain

Plasmaferesis

Plasmaferesis adalah prosedur pembuangan plasma darah dengan mesin khusus. Prosedur tersebut mirip dengan proses cuci darah.

Operasi

Jika penderita myasthenia gravis juga togel online mengalami pembesaran kelenjar timus, dokter akan melakukan tindakan operasi untuk mengangkat kelenjar tersebut. Prosedur ini disebut timektomi.

Untuk meredakan gejala myasthenia gravis, prosedur timektomi terkadang tetap dilakukan meskipun pasien tidak mengalami pembesaran kelenjar timus. Meski begitu, prosedur ini hanya dianjurkan bagi pasien yang berusia di atas 60 tahun.